Konsep Swasembada, Sudah Benarkah?

by - 02.17

Indonesia telah menyatakan komitmen untuk melaksanakan aksi mengatasi kelaparan, kekurangan gizi serta kemiskinan di dunia. Dalam Millenium Development Goals (MDGs), ditegaskan  untuk mengurangi angka kemiskinan ekstrim dan kerawanan pangan di dunia sampai setengahnya di tahun 2015. Ketahanan pangan yang dibangun di Indonesia, disamping sebagai prasyarat untuk memenuhi hak azasi pangan masyarakat juga merupakan pilar bagi eksistensi dan kedaulatan suatu bangsa. Pembangunan ketahanan pangan menuju kemandirian pangan diarahkan untuk menopang kekuatan ekonomi domestik sehingga mampu menyediakan pangan yang cukup secara berkelanjutan bagi seluruh penduduk terutama dari produksi dalam negeri, dalam jumlah dan keragaman yang cukup, aman dan terjangkau dari waktu ke waktu. Indonesia dalam pemenuhan konsumsi masyarakat menghadapi tantangan cukup besar karena jumlah penduduknya yang cukup besar. Pada tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan sebesar 250 juta jiwa dan terus bertambah dari tahun ke tahun.
Ketahanan pangan pada suatu negara tidak mensyaratkan untuk melakukan swasembada produksi pangan karena tergantung pada sumberdaya yang dimiliki. Suatu negara bisa menghasilkan dan mengekspor komoditas pertanian yang bernilai ekonomi tinggi dan barang-barang industri, kemudian membeli komoditas di pasar internasional. Sebaliknya, negara yang melakukan swasembada pangan pada level nasional, namun dijumpai masyarakatnya yang rawan pangan karena ada hambatan akses dan distribusi pangan Stevens et al (2007).
Keterbatasan konsep swasembada pangan ini terjadi di Afrika pada pertengahan tahun 1980 dimana fokus peningkatan produksi untuk mencapai swasembada justru menimbulkan krisis pangan pada masyarakat. Sehingga jelas bahwa ketersediaan pangan pada level nasional tidak otomatis menjamin ketahanan pangan pada level individu dan rumah tangga.
Sampai saat ini di Indonesia, banyak kalangan praktis dan birokrat kurang memahami pengertian swasembada pangan dengan ketahanan pangan. Akibat dari keadaan tersebut konsep ketahanan pangan seringkali diidentikkan dengan peningkatan produksi ataupun penyediaan pangan yang cukup. Ketersediaan pangan yang stabil memang merupakan salah satu kebutuhan dalam kelangsungan sebuah negara untuk mencukupi kebutuhan pangan nasional namun apabila tidak didukung dengan  akses dan distribusi yang merata ketahanan pangan yang dimaksud akan sangat sulit digapai.
Pemerintah Indonesia sudah sejak lama telah berupaya keras untuk mencapai swasembada pangan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, sekaligus meningkatkan ketahanan pangan individu, masyarakat dan nasional. Cukup beratnya perjuangan yang dilakukan. Sudah banyak pula dikemukakan dan didiskusikan. Namun masih tetap ada tantangan yang dihadapi. Tahun 2010 untuk produksi padi ternyata dapat menutupi kebutuhan konsumsi domestik sebesar 59,62 juta ton, yang berarti terdapat surplus sekitar 7,19 juta ton GKG. Dengan tren produksi, potensi yang ada dan asumsi bahwa anomali iklim yang terkait dengan pemanasan global, tidak bertambah parah, maka sasaran produksi tahun 2014 akan dapat dicapai.
Namun swasembada pangan itu sendiri belum signifikan meningkatkan pendapatan pertanian yang ditandai dengan masih konstannya pendapatan usahatani padi dalam beberapa periode pembangunan (Mulyana,2003). Selain itu, apabila tarif impor dihapuskan untuk mematuhi agenda perdagangan bebas akan berakibat pada meningkatnya kerentanan ekonomi masyarakat petani pangan, khususnya beras di dalam negeri.
Dalam hal ketahanan pangan melalui upaya swasembada, hal yang harus diperhatikan pemerintah adalah aspek ketersediaan pangan, aspek distribusi pangan, aspek aksesibilitas pangan dan yang paling menjadi sorotan yang dianggap berpengaruh besar untuk meningkatkan ketahanan pangan adalah aspek kelembagaan. Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut maka swasembada dan ketahanan pangan yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya petani akan sangat mungkin digapai.

You May Also Like

1 komentar

  1. 8 best casino apps and bonuses for Android and iOS - DRMCD
    8 Best Casino Apps and Bonuses · 1. The Bovegas Mobile Casino · 공주 출장샵 2. 양산 출장마사지 Humboldt Casino · 3. PokerStars 경상북도 출장샵 Casino · 4. Caesars 용인 출장샵 Casino 충주 출장샵 · 5. Wild Casino

    BalasHapus